Jakarta, Nusanews.net —
Taiwan buka suara usai salah satu perusahaan produsen pager terseret teror rentetan ledakan perangkat komunikasi di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
Taipei membantah bahwa mereka terlibat dalam insiden yang diyakini didalangi oleh Israel tersebut. Menteri Ekonomi Taiwan, Kuo Jyh Hue, mengatakan bahwa ribuan pager yang meledak di Lebanon pada Selasa (17/9) tidak dibuat di Taiwan.
“Komponennya adalah IC (sirkuit terpadu) dan baterai kelas rendah. Saya bisa katakan dengan pasti bahwa komponen itu tidak dibuat di Taiwan,” kata Jyh Hue, seperti dilansir Reuters Jumat (20/9).
Saat diwawancarai wartawan, Jyh Hue kemudian menambahkan bahwa kasus ini masih diselidiki lebih lanjut oleh pihak berwenang.
Sebelumnya, sejumlah laporan soal penyelidikan awal insiden misterius ini memaparkan bahwa ribuan pager yang meledak itu merupakan milik Hizbullah. Kelompok milisi musuh Israel itu membeli ribuan pager ini dari perusahaan Taiwan, Gold Apollo.
Gold Apollo juga langsung membantah bahwa ribuan pager yang meledak di Lebanon adalah buatan mereka. Mereka berdalih bahwa pager tersebut merupakan buatan perusahaan mitranya di Eropa yang sudah memiliki lisensi untuk menggunakan merknya dan yang berkantor pusat di Budapest, Hungaria.
Presiden sekaligus pendiri Gold Apollo, Hsu Ching Kuang, juga telah diperiksa oleh jaksa Taiwan mengenai hal ini pada Kamis (19/9).
Lebanon digegerkan setelah ribuan pager meledak di hampir seluruh penjuru Lebanon secara serempak pada Selasa (17/9) Insiden ini menewaskan 12 orang dan melukai ribuan orang lainnya termasuk warga sipil, anak-anak, hingga petugas medis.
Keesokan harinya, rentetan ledakan kembali terjadi serentak di beberapa wilayah Lebanon. Kali ini, sumber ledakan bukan hanya pager tapi juga perangkat lainnya seperti baterai laptop, ponsel, radio, hingga perangkat tenaga surya.
Sebanyak 20 orang tewas imbas gelombang kedua ledakan di Lebanon ini dengan setidaknya 450 orang terluka.
Sejauh ini, pihak berwenang meyakini bahwa ribuan pager dan perangkat komunikasi yang meledak pada Selasa dan Rabu telah “disadap” atau dipasangi “jebakan” bahan peledak.
Pejabat keamanan Lebanon hingga Amerika Serikat bahkan meyakini Israel lah yang memasang bahan peledak di ribuan pager yang meledak. Ribuan pager ini disebut telah dibeli Hizbullah sejak awal tahun.
Belakangan muncul nama Unit Perang Siber 8200 Israel atau 8200 cyber warfare unit yang diduga terkait teror ledakan pager di Lebanon ini. Namun, sampai saat ini Israel tetap bungkam.
(gas/rds)
[Gambas:Video CNN]